KerugianPengeringan : •Sifat asal bahan yang dikeringkan berubah ( bentuk & penampakan fisik/kimia, penurunan mutu dll) •Perlu pekerjaan tambahan untuk menghindari di atas Mengapa bahan pangan dikeringkan ???
Bogor ANTARA - Ikan merupakan bahan makanan yang lebih cepat mengalami proses pembusukan dibanding dengan daging lain. Dibandingkan dengan daging ayam atau sapi, ikan merupakan sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena mudah di dapat dan harganya yang lebih murah. Kandungan proteinnya yang tinggi, ikan cepat mengalami proses pembusukan pasca panen jika tidak langsung diolah menjadi makanan. Secara umum yang menyebabkan ikan cepat membusuk adalah faktor bakteri dan faktpr kimiawi. Pembusukan ikan menyebabkan menurunnya kualitas mutu ikan sehingga menyebabkan ikan tidak dapat dikonsumsi oleh masyarakat. Maka dari itu mutu produk perikanan sangat bergantung dari mutu bahan bakunya. Oleh sebab itu perlu perlu dilakukan pengawetan agar bakteri tidak dapat berkembang pada ikan. Proses pengawetan ikan yang biasa dilakukan adalah dengan cara pengasapan, pengeringan, penggaraman, pembekuan dan pendinginan. Pengeringan merupakan suatu upaya untuk menurunkan kandungan air dalam bahan pangan. Ikan yang memiliki 60-84% kadar air akan mudah sekali mengalami kerusakan. Sehingga pengeringan bertujuan untuk menurunkan aktivitas air dalam ikan yang berakibat pada tidak tersedianya nutrisi bagi bakteri untuk tumbuh dan ada kemungkinan bagi bakteri asal bisa mati. Karena itu, agar ikan dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama perlu dilakukan pengeringan. Pengeringan merupakan proses pengawetan ikan yang mudah dilakukan dan biayanya murah, karena dapat menggunakan panas sinar matahari pada proses pengeringannya. Meskipun pengeringan dapat memperpanjang umur simpan daging ikan, tetapi proses pengeringan dengan perlakuan suhu tinggi juga dapat menurunkan kualitas nilai gizi ikan secara kuntitatif. Selain itu proses pengeringan juga dapat memberikan efek perubahan warna pada daging ikan, yang semula berwarna putih, merah muda, dan hitam akan berubah menjadi warna coklat kehitaman. Ikan asin merupakan produk perikanan yang berbahan dasar dari ikan teri yang diberikan garam konsentrasi tertentu dan kemudian dikeringkan menggunakan sinar matahari diatas para-para. Produk perikanan ini memanfaatkan hasil samping tangkapan ikan nelayan disamping tangkapan utama seperti ikan tuna yang memiliki ukuran lebih besar dan harganya lebih mahal. Menurut Dinas Kelautan Perikanan Provinsi Jawa Barat, meski sudah mengalami proses penggaraman dan pengeringan, ikan asin tetap memiliki kandungan gizi yang tinggi yaitu energi 193 kilokalori, protein 42 gram, lemak 1,5 gram, kalsium 200 miligram, fosfor 300 miligram, dan zat besi 3 miligram. Selain itu di dalam ikan asin kering juga terkandung vitamin B1 0,01 miligram. Hasil tersebut didapat dari melakukan penelitian terhadap 100 gram ikan asin kering dengan jumlah yang dapat dimakan sebanyak 70%. Sehingga untuk mendapatkan produk ikan asin yang baik maka harus diperhatikan proses pengeringan yang baik. Semakin berkembangnya ilmu beriringan dengan ilmu dan teknologi yang semakin canggih. Sehingga dalam melakukan pengeringan pelaku usaha ikan asin tidak sembarangan dalam menghasilkan produk yang berkualitas. Hal yang perlu diperhatikan pada proses pengeringan yaitu faktor yang berhubungan dengan udara pengering suhu, kecepatan volumetrik aliran udara pengering, dan kelembaban udara dan faktor yang berkaitan dengan sifat bahan baku ukuran, kadar air, tekanan parsial bahan, luas permukaan, serta udara disekitar pengeringan. Semakin tinggi perbedaan suhu antara bahan pangan dengan medium pemanas maka panas akan cepat mengalami perpindahan ke dalam bahan dan semakin cepat pula penurunan kadar air dalam bahan pangan. Udara akan dijenuhkan oleh air yang keluar dari bahan, sehingga udara yang seharusnya menyingkirkan air, kemampuannya akan menurun. Jadi semakin tinggi suhu maka pengeringan akan berjalan lebih cepat. Tetapi jika panas yang diterapkan tidak sesuai dengan bahan yang dikeringkan, maka bisa terjadi peristiwa “Case Hardening”, yaitu keadaan dimana bagian luar bahan pangan sudah kering, tetapi bagian dalam bahan belum kering atau masih basah. Teknik pengeringan ikan asin menggunakan panas matahari merupakan teknik yang umum dilakukan di Indonesia yaitu ikan teri disusun di bagian atas rak dengaan posisi digantung kemudian di letakkan di luar ruangan atau dibawah sinar matahari selama 2 hari berturut-turut. Menurut Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, yang merupakan dosen ahli bidang Rekayasa Proses Pangan dari IPB, menyatakan mekanisme yang biasa dilakukan pada bahan yang akan dikeringkan dihadapkan pada cairan inert CO2, N2 atau udara yang mengalir secara kontinyu dimana uap air menguap saat panas dipindahkan ke bahan yang akan melibatkan pemindahan massa melalui difusi kemudian perpindahan panas secara sensible dan latent, mekanisme tersebut juga berprinsip sama pada pengeringan ikan asin. Sumber Oleh Lutfi Yulmiftiyanto Nurhamzah, Mahasiswa Ilmu Pangan, Institut Pertanian Bogor IPB. 1 Pengertian. Pengeringan merupakan salah satu cara pengawetan bahan pangan secara fisik. Pengeringan adalah suatu cara untuk mengeluarkan atau mengilangkan sebagian air dari suatu bahan dengan menguapkan sebagian besar air yang di kandung melalui penggunaan energi panas. Biasanya, kandungan air bahan tersebut di kurangi sampai batas sehingga By Ahmad Windu Bahari A. Definisi Pengeringan Pengeringan adalah proses mengurangi kadar air suatu bahan pangan dengan mengeluarkan sebagian kadar air bahan pangan tersebut dengan metode penguapan dengan energi panas sehingga mikroorganisme yang terdapat pada bahan pangan tersebut tidak dapat tumbuh lagi. Keuntungan pengeringan adalah bahan pangan akan lebih awet, volume serta beratnya akan berkurang sehingga akan menurunkan biaya untuk transportasi bahan pangan tersebut. Kerugian pengeringan adalah sifat bahan akan berubah baik bentuk, fisik, kimia, maupun mutunya, serta perlu diadakan rehidratasi atau perendaman bahan pangan dalam air. Terdapat dua metode pengeringan, yaitu Sun drying Yaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas matahari. Keuntungan metode ini adalah energi panas didapat secara gratis karena langsung dari panas sinar matahari. Kerugian metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan tidak dapat diatur serta kebersihan bahan pangan yang dikeringkan tidak terjamin. Artificial drying Yaitu proses pengeringan dengan menggunakan panas yang berasal dari suatu mesin pengering. Keuntungan metode ini adalah suhu dan waktu pengeringan dapat diatur serta kebersihan bahan pangan lebih terjamin. Kerugiannya adalah membutuhkan biaya lebih banyak karena mesin pengering memerlukan listrik untuk menghasilkan panas. Artificial drying dapat dibagi menjadi Cabinet dryer Vacuum dryer Spray dryer Freeze dryer Faktor-faktor yang memengaruhi kecepatan pengeringan antara lain sifat fisik dan kimiawi bahan pangan bentuk alat dan media perantara pengering sifat fisik lingkungan alat pengering karakteristik alat pengering. B. Tujuan Pengeringan Tujuan dari pengeringan yaitu menghambat atau mencegah terjadinya kerusakan, mempertahankan mutu, menghindarkan terjadinya keracunan sehingga dapat mempermudah penanganan dan penyimpanan. Proses pengeringan barangkali lebih tepat bila disebut sebagai usaha untuk menghambat kerusakan karena lambat atau cepat bahan yang kering diawetkan akan menglami kerusakan juga. Daging yang dikeringkan dendeng akan bertahan selama 1-3 bulan. Bahan yang awet mempunyai nilai dan harga yang lebih tinggi karena risiko terjadinya kerusakan lebih kecil. Bahan yang kering meskipun mengalami perubahan-perubahan tetapi terjadinya sangat lambat sehingga seolah-olah tidak mengalami perubahan. Karena tidak mengalami perubahan, maka bahan yang mula-mula bermutu baik akan tetap baik selama jangka waktu tertentu. Terjadinya kerusakan oleh beberapa mikroba dapat menyebabkan pembusukan bahan yang didahului terjadinya produksi racun atau toksin. Bahan yang telah mengandung racun tersebut dapat membahayakan kesehatan konsumen. Bahan yang kering lebih mudah cara penanganannya, karena sortasi tidak perlu dilakukan serta kemungkinan penularan atau kontaminasi dapat diperkecil. Daging yang telah mengalami proses pengeringan akan tahan terhadap pengaruh kondisi-kondisi luar yang dapat merusak bahan tersebut sehingga dalam penyimpanannya akan lebih mudah karena kondisi penyimpanannya juga tidak sukar. Setelah dikeringkan, daging dendeng akan menjadi bentuk yang lebih praktis dan ringkas. C. Proses Pembuatan Dendeng Dendeng adalah satu olahan daging secara tradisional yang tergolong dalam bahan makanan semi basah intermediate moisture food, yaitu bahan pangan yang mempunyai kadar air tidak terlalu tinggi dan juga tidak terlalu rendah, yaitu antara 15-50%. Kadar air tersebut dapat dicapai melalui proses pengeringan daging yang telah dibumbui. Sebenarnya dendeng merupakan hasil suatu proses antara kyuring dan pengeringan. Pengawetan daging merupakan suatu cara menyimpan daging untuk jangka waktu yang cukup lama agar kualitas maupun kebersihannya tetap terjaga. Tujuan pengawetan adalah menjaga ketahanan terhadap serangan jamur kapang, bakteri, virus dan kuman agar daging tidak mudah rusak. Syarat-syarat daging yang akan dikeringkan Irisan daging cukup tipis Memakai bumbu pengawet Gula untuk menghambat pertumbuhan mikrorganisme 3 – 4 % Garam sebanyak 12 % Lemak 30 % untuk menghindarkan ketengikan bahan Daging sapi atau kerbau tidak berlemak 4 kg Gula merah 1 kg Garam 4 ons Ketumbar 2 ons Jinten 1 ons Bawang putih 2 ½ ons Lengkuas laos ½ kg Lada bila perlu secukupnya Jahe bila perlu secukupnya Sendawa NaNO3 0,1% 4 gram alat Pisau Alas perajang talenan Tampah Panci dan baskom Merang bersih bila perlu Alat penghancur bumbu cobek dan ulekan Sendok cara membuat Pilih daging yang baik, kemudian cuci sampai bersih Sayat daging tipis-tipis dengan ketebalan kira-kira 3-5 mm Bumbu-bumbu lengkuas, jinten, ketumbar, bawang merah, bawang putih, garam tumbuk sampai halus dan tambahkan sedikit air Potong-potong gula merah kemudian rebus dengan sedikit air. Bumbu- bumbu yang sudah dihaluskan masukkan ke dalam rebusan air Setelah gula hancur, tuangkan campuran gula danbumbu pada daging yang sudah diiris tipis tadi, aduk sampai rata, kemudian diamkan selama 1 jam Angkat daging berbumbu, letakkan diatas tampah yang dilapisi merang bersih Jemur di bawah sinar matahari sampai kering, kira-kira 6-7 hari tergantung cuaca. Usahakan agar seluruh permukaan daging terkena sinar matahari D. Nilai Gizi Kandungan gizi dalam 100 gram daging segar Kandungan gizi daging setelah proses pengeringan Proses pengeringan nampaknya memberikan retensi zat gizi yang baik, kecuali pada susut asam askorbat dan karoten β. Kerusakan mutu protein akibat proses pengeringan dalam produksi cukup kecil. Susut vitamin larut-air, kecuali asam askorbat, selama pengeringan rata-rata sekitar 5 %. Pada daging kering dapat tumbuh spora jenis Clostridium botulinum. Spora ini mengandung neurotoksin yang sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia, dan dapat menyebabkan kematian. Gejala dari toksin ini biasanya timbul dalam 12 hingga 36 jam. Gejala mula – mula yang timbul adalah gangguan pencernaan yang akut, diikuti dengan mual, muntah – muntah, diare, fatig lemas fisik mental , pusing dan sakit kepala. Pandangan berubah menjadi dua, sulit menelan dan berbicara. Otot – otot menjadi lumpuh, paralisis menyebar pada sistem pernapasan dan jantung, serta kematian biasanya terjadi karena sulit bernafas. Pada kasus yang fatal, kematian dapat terjadi dalam waktu 3 sampai 6 hari. C. botulinum yang berbahaya terhadap manusia adalah tipe A, B, E, dan F. Produksi toksin pada daging kering dapat dicegah bila kadar air dikurangi hingga 30 %. Garam dengan konsentrasi 8 % atau lebih dan pH 4,5 atau lebih rendah dapat menghambat pertumbuhan C. Botulinum dan mencegah produksi toksin. Kandungan gizi dendeng Selain mengandung protein tinggi, dalam dendeng terdapat beberapa kandungan mineral seperti kalsium, fosfor, dan besi. Kandungan gizi daging prda proses curing Akibat proses kyuring, cairan menetes dari daging dan sebagian protein larut-air akan hilang. Susut protein akan terjadi jika digunakan konsentrasi larutan garam 26%. Protein yang biasanya berdifusi ke larutan, akan tinggal dalam daging jika larutan garam dikocok dan waktu curing diperpendek. Tiamin adalah satu satunya vitamin yang selalu susut dalam pengolahan yang melibatkan perlakuan pengeringan. Susut tiamin dapat meningkat dengan tajam jika daging yang diawetkan dengan kyuring tersebut dikalengkan dan dipasteurisasi. Daging yang diawetkan dengan kyuring dapat mengandung nitrosamina sekelompok senyawaan kimia yang bersifat karsinogen. Nitrosoma dapat muncul dalam tubuh manusia apabila prazatnya, yaitu amina dan nitrat atau nitrit saling bersentuhan dalam lambung. Dalam hal ini, vitamin A dapat mengurangi pembentukan nitrosamina melalui interaksinya dengan nitrit dan nitrat. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2006. Mengawetkan Daging Tanpa Formalin. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Daging Sayat. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Chemical Online. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Firro Fabricated Equipment. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Freeze dryer. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. __________. 2007. Stablearm. [diakses tanggal 28 Nopember 2007]. Hadiwiyoto, Soewodo. 1983. Hasil-hasil Olahan Susu, Ikan, Daging, Dan Telur. Liberty. Yogyakarta. Robert. 1989. Evaluasi Gizi Dan Kerusakan Bahan Pangan. Institut Teknologi Bandung. Bandung Soeparno. 1992. Ilmu Dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University. Yogyakarta. Winarno. 1982. Pencegahan Kerusakan Bahan Pangan. Pustaka Media. Yogyakarta Padasaat udara luar terlalu kering dan panas, pengeringan dapat terjadi terlalu cepat sehingga terjadi case hardening (permukaan daging ikan mengeras). Masalah lain adalah kebersihan/higienitas ikan yang dikeringkan sangat kurang karena proses pengeringan dilakukan di tempat terbuka yang memungkinkan dihinggapi debu dan lalat. 71% found this document useful 7 votes5K views11 pagesDescriptionPengeringan merupakan pengeringan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi kandungan air pada tubuh ikan sebanyak mungkin sehingga kegiatan-kegiatan bakteri terhambat dan jika mungkin, mematikan bakteri tersebut. Pada dasarnya persiapan proses pengeringan ikan hampir sama dengan proses penggaraman pada pembuatan ikan asin. Bedanya adalah tidak adanya perlakuan pemberian garam secara khusus. Pengawetan ikan dengan cara mengurangi kadar air pengeringan dapat dilakukan dengan bantuan sinar matahari ataupun dengan alat pengering Title[ARTIKEL] PENGAWETAN IKAN DENGAN METODE PENGERINGANCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsPDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?71% found this document useful 7 votes5K views11 pagesArtikel Pengawetan Ikan Dengan Metode PengeringanOriginal Title[ARTIKEL] PENGAWETAN IKAN DENGAN METODE PENGERINGANDescriptionPengeringan merupakan pengeringan merupakan cara pengawetan ikan dengan mengurangi kandungan air pada tubuh ikan sebanyak mungkin sehingga kegiatan-kegiatan bakteri terhambat dan jika mungki…Full description QIDCESIWED BKED GIDCED MIWLGI QIDCI_BDCED EOPW_EK Qidcirbdced mirupeked pidcirbdced mirupeked `ere pidcewited bked gidced midcuredcb kedgudced ebr pege tuoun bked sioedyek mudckbd sinbdcce kicbeted-kicbeted oektirb tirnemoet ged jbke mudckbd, mimetbked oektirb tirsiout. Qege geserdye pirsbeped prlsis pidcirbdced bked nempbr seme gidced prlsis pidcceremed pege pimoueted bked esbd. Oigedye egefen tbgek egedye pirfekued pimoirbed cerem si`ere knusus. Qidcewited bked gidced `ere midcuredcb keger ebr pidcirbdced gepet gbfekuked gidced oedtued sbder metenerb eteupud gidced efet pidcirbdc mikedbs. 5. QIDGENYFYED Qidcirbdced bked mirupeked `ere pidcewited bked yedc tirtue. Mufe-mufe pidcirbdced nedye gbfekuked midccudeked pedes metenerb ged tbuped edcbde. Qege prbdsbpdye, pidcirbdced mirupeked `ere pidcewited bked gidced midcuredcb kedgudced ebr pege tuoun bked sioedyek mudckbd sinbdcce kicbeted-kicbeted oektirb tirnemoet ged jbke mudckbd, mimetbked oektirb tirsiout. Wuoun bked midcedgudc 98%->1% ebr. Jbke kedgudced ebr bdb gbkuredcb, oektirb midcefemb kisufbted gefem miteolfbsmidye, yebtu gefem nef miferutked mekeded. Qege keger ebr 71%, oektirb sugen tbgek obse ektbh, oenked sioecbed sugen metb, titepb splredye mesbn titep nbgup. Pplre bdb eked tumoun ged ektbh fecb jbke keger ebr debk kimoefb. Lfin keride btu, bked nempir sifefu gbceremb sioifum gbfekuked pidcirbdced udtuk midcnemoet pimousuked sifeme pirusis pidcirbdced. Btufen sioeodye bked kirbdc nempbr sifefu gbeslsbesbked gidced bked esbd. Qidcirbdced eked oirtemoen oebk ged `ipet, obfe sioifumdye bked btu gbceremb gidced jumfen cerem yedc `ukup udtuk midcnidtbked kicbeted oektirb pimousuk. Qrlsis pidcirbdced gbgeserb tirjegbdye pidcueped ebr pidcbseped ebr lfin ugere, keride piroigeed kedgudced uep ebr edtere ugere ged prlguk yedc gbkirbdcked. Kedgudced uep ebr ugere fiobn ridgen eteu mimpudyeb kifimoeoed dbsob yedc `ukup ridgen, sinbdcce `ipet tirjegb pidcueped. Epefecb obfe sbder metenerbdye `ukup tirbk ged oedyek edcbd. Mekbd oiser piroigeed eteu mekbd ridgen kifimoeoed dbsobdye mekbd oedyek kedgudced ebr prlguk yedc gbkirbdcked gepet midcuep, sioeo mekbd oiser kisedccuped ugere udtuk midempudc uep ebr. Ki`ipeted pidcueped eteu pidcirbdced bked gbtidtuked lfin hektlr-hektlr sioeceb oirbkut Ki`ipeted ugere ,timpiretur ugere,kifimoeoed ugere, ukured ged tioef, Mekbd fues pirmukeed bked, mekbd `ipet pidcirbdced , ged sbhet bked. Cemoer 5. Qidcerun eren efbred ugere tirnegep ki`ipeted pidcirbdced Jidbs-jidbs bked yedc oedyek gbcudeked prlsis pidcirbdced pege umumdye jidbs-jidbs bked yedc tbgek ikldlmbs pidtbdc sipirtb pitik, mujebr, tirb, kudbred, cufemen, feyur ged sioecebdye. Gefem prlsis pidcirbdced nidgekdye gbpirnetbked jidbs-jidbs bked yedc eked gbkirbdcked. Keride ege bked yedc oedyek midcedgudc fimek hetty hbsn ged yedc sigbkbt eteu tbgek oirfimek fim hbsn. Qidcirbdced bked oirfimek tbdccb, sirbdc kefb midcefemb lksbgesb gidced ugere. Nef bdb eked midbmoufked oeu tidcbk. Ydtuk midcnbdgerb nef tirsiout gepet midccudeked oened edtb lksbgesb sipirtb esem esklroet vbtembd , jiruk dbpbs, kudybt ged febd-febd. Gefem pidccudeed bked yedc gbcudeked udtuk pidcirbdced sioebkdye midccudeked bked yedc sicer. Wedge-tedge bked sicer egefen  Bdsedc oirwerde miren sempeb miren tue, tiredc eteu `iren ged tbge oiroeu ousuk.  Fidgbr midutupb tuoun bked ged oeudye knes midurut jidbs bked. _upe fidgbr `imirfedc sipirtb fidgbr bked nbgup.  Kufbt `imirfedc ged oifum puger.  Pbsbk mifiket kuet pege kufbt, oirwerde midckbfep gidced tedpe-tedge eteu werde knusus, tirtutup fidgbr jirdbn, sbsbk oifum oedyek yedc fipes.  Gecbdc ged kufbt `iren sirte ifestbs, obfe gbtiked tbgek ege oikes jerb.  _ldcce pirut oirsbn ged oioes gerb oeu-oeued yedc midusuk.  Geiren sipedjedc tufedc oifekedc sicer ged oirwerde miren, gecbdc obfe gbseyet mifiket kuet pege tufedc oifekedc tiruteme pege tufedc rusukdye.  Oeu bked sicer midyidedcked sipirtb ebr feut, tbgek ege oeu-oeu yedc esbdc eteu tbgek idek. o. Obesedye bked yedc gbjimur egefen bked-bked yedc sugen gbceremb tirfiobn genufu. Qidcceremed gbmeksugked udtuk mid`icen pimousuked sifeme pidcirbdced oirfedcsudc. Pigedc udtuk bked-bked yedc ki`bf gepet gbjimur tedpe gbceremb, keride bked yedc ki`bf `ipet kirbdc, tiruteme pege `ue`e pedes. ?. MIKEDBPMI QIDCI_BDCED Qrlsis pidcirbdced gbpirlfin gidced `ere pidcueped ebr. ere bdb gbfekuked gidced midurudked kifimoeoed dbsob ugere gidced midcefbrked uger pedes gb sikifbfbdc oened, sinbdcce tikeded uep ebr oened fiobn oiser gerb pege tikeded uep ebr gb ugere. Qiroigeed tikeded bdb midyioeoked tirjegbdye efbred uep ebr gerb oened ki ugere. Hektlr-hektlr yedc mimpidcerunb pidcueped egefen 5. Feju pimedesed wektu idircb eteu pedes gbpbdgenked pege oened. ?. Jumfen pedes yedc gboutunked udtuk midcuepked tbep pludg ebr. 0. Punu meksbmum pege oened. 7. Wikeded pege seet tirjegbdye pidcueped. 9. Qiruoened febd yedc mudckbd tirjegb gb gefem oened sifeme prlsis pidcueped oirfedcsudc. Qirbtbwe yedc tirjegb sifeme pidcirbdced mifbputb gue prlsis yebtu e Qrlsis pirpbdgened pedes, yebtu prlsis midcuepked ebr gerb gefem oened eteu prlsis piruoened oidtuk `ebr ki oidtuk ces o Qrlsis pirpbdgened messe, yebtu prlsis pirpbdgened messe uep ebr gerb pirmukeed oened ki ugere. Qrlsis pidcirbdced pege oened gbmede ugere pedes gbefbrked gepet gbedccep suetu prlsis egbeoetbs. Nef bdb oirertb oenwe pedes yedc gboutunked udtuk pidcueped ebr gerb oened nedye gboirbked lfin ugere pidcirbdc gidced pbdgen pedes si`ere kldguksb eteu regbesb tedpe temoened idircb gerb fuer. Kitbke ugere pidcirbdc midimous oened oesen, sioecbed pedes sidsboif ugere pidcirbdc gbuoen midjegb pedes fetid semobf midcnesbfked uep ebr. E. Jidbs- Jidbs Qrlsis Qidcirbdced Oirgeserked `ere pidccudeed ugere ged pedes prlsis pidcirbdced gboecb midjegb 0 tbce keticlrb yebtu e. Qidcirbdced Ygere Qedes gbpbdgenked midimous oened, oebk gerb ugere meupud gerb pirmukeed oened yedc gbkirbdcked eteu gbpedesked. Yep ebr gbpbdgenked gidced pidcnimoused ugere. Qireded ugere sedcet pidtbdc sioeceb pidcnedter pedes ki gefem oened yedc gbkirbdcked, midcemobf uep gbgeiren pidcueped ged timpet mimouedc uep yedc tifen gbemobf gerb timpet pidcirbdced. o. Qidcirbdced Nempe ugere Kiudtudced gefem pidcirbdced nempe ugere gbgeserked pege kidyeteed oenwe pidcueped ebr tirjegb fiobn `ipet pege tikeded ridgen gerb pege tikeded tbdccb. Qedes yedc gbpbdgenked gefem pidcirbdced nempe ugere umumdye si`ere kldguksb eteu regbesb. `. Qidcirbdced oiku Yep ebr gbsuofbmesbked kifuer gerb oened. Ptruktur oened titep gbpirtenedked gidced oebk pege kldgbsb bdb. Punu ged tikeded yedc sisueb nerus gbpirsbepked gb gefem efet pidcirbdc udtuk midjembd tirjegbdye prlsis suofbmesb. Wikeded udtuk suofbmesb egefen 5??1 Otu/fo eteu 83> kef/kc. O. MEEM-MEEM QIDCI_BDCED Qege geserdye pirsbeped prlsis pidcirbdced bked nempbr seme gidced prlsis pidcceremed pege pimoueted bked esbd. Oigedye egefen tbgek egedye pirfekued pimoirbed cerem si`ere knusus. Qidcewited bked gidced `ere midcuredcb keger ebr fKCX.